Bandung, 16 Oktober 2024 – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Gunung Djati Bandung sukses menggelar seminar nasional bertema “Moderasi Beragama dalam Relasi Gender dan Seksualitas”. Acara yang berlangsung di Aula FISIP UIN SGD Lt. 1 ini dihadiri oleh puluhan peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, serta berbagai kalangan masyarakat yang peduli terhadap isu gender. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan dan diskusi yang berlangsung setelah pemaparan materi.
Menghadirkan pembicara inspiratif, Prof. Dr. Dzuriyatun Toyibah yang merupakan Dekan FISIP UIN Jakarta dan Dr. Ida Ruwaidah Noor sebagai Asesor Gender ILO & Ketua Departemen Sosiologi Ul.
Seminar ini dibuka secara resmi oleh Dekan FISIP UIN SGD, Bapak Ahmad Ali Nurdin. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya membahas isu gender dan seksualitas dalam konteks moderasi beragama. Diskusi ini menjadi semakin relevan mengingat masih adanya diskriminasi dan ketidaksetaraan gender yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat.
Salah satu poin penting yang dibahas dalam seminar ini adalah mengenai kesenjangan gender di Indonesia. Dr. Ida Ruwaidah Noor memaparkan data yang menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam mencapai kesetaraan gender. Indonesia berada di peringkat 84 dunia dalam Indeks Kesenjangan Gender, jauh di bawah negara-negara Asia Pasifik lainnya.
“Salah satu penyebab utama kesenjangan gender di Indonesia adalah kurangnya representasi perempuan di posisi-posisi penting dalam dunia kerja,” ungkap Dr. Ida.
Seminar juga membahas mengenai pentingnya RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (RUU KKG). Dalam RUU ini, diskriminasi didefinisikan sebagai segala bentuk perlakuan tidak adil yang didasarkan pada jenis kelamin. RUU KKG diharapkan dapat menjadi payung hukum yang kuat untuk melindungi hak-hak perempuan dan mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia.
Diharapkan seminar ini dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesetaraan gender. Selain itu, seminar ini juga diharapkan dapat mendorong lahirnya berbagai inisiatif dan program yang bertujuan untuk mengatasi masalah kesenjangan gender di Indonesia.