Selamat Datang Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Gunung Djati Bandung!

Idul Adha : Momentum Menyerap Hikmah, Memperkuat Iman

Sumber Foto: Kompas.com

Idul Adha merupakan salah satu hari penting bagi umat Muslim dan menjadi momentum yang dirayakan dengan suka cita. Keutamaan perayaan akan hari Idul Adha sama halnya dengan Idul Fitri. Hari raya Idul Adha yang juga dikenal sebagai Hari Raya Qurban, bukan hanya sekadar prosesi penyembelihan hewan qurban, tetapi juga mengandung makna yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan sosial. Ini menjadi momen pengingat akan ketaatan seorang hamba kepada Allah Subhanahu Wata’ala, serta pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama.

Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah atau sekitar 70 hari setelah Idul Fitri menjadi hari raya kedua umat Islam setelah Idul Fitri. Selain itu, Idul Adha dikenal juga sebagai lebaran haji sebab pelaksanaannya bertepatan dengan dilakukannya ritual ibadah haji di Mekah. Pada saat yang sama, umat Islam yang tidak menunaikan haji pun dianjurkan untuk melaksanakan ibadah qurban sebagai bentuk keteladanan terhadap kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan ketaatan Nabi Ismail AS kepada perintah Allah SWT.

Islam sendiri menjadikan ibadah qurban sebagai bagian dari syariat keagamaan. Akan dijumpai sejumlah ayat yang menyerukan umat Islam untuk berqurban, hal ini tertuang dalam QS Al-Hajj ayat 34:

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَۙ

Bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas binatang ternak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, berserah dirilah kepada-Nya. Sampaikanlah (Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang rendah hati lagi taat (kepada Allah).”

Terlepas dari dalil seruan dan anjuran untuk berqurban, perayaan Idul Adha tak dapat dipisahkan dari kisah penuh keteladanan antara Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS, sebuah peristiwa spiritual yang menjadi pondasi utama dalam pelaksanaan ibadah kurban. Ketika Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya, beliau menjalankannya dengan penuh keimanan dan kepatuhan, tanpa sedikit pun keraguan. Begitu pula Nabi Ismail AS, yang menerima keputusan tersebut dengan lapang dada dan keyakinan kepada kehendak Allah.

Dari peristiwa tersebut yang menggugah hati, Idul Adha mengajarkan kepada umat Islam nilai-nilai luhur seperti pengorbanan tanpa pamrih, keikhlasan dalam menjalani perintah Ilahi, serta tawakal yang mendalam. Nilai-nilai ini tetap relevan dalam kehidupan modern, menjadi pengingat bahwa setiap perjuangan hidup membutuhkan kerelaan untuk melepaskan ego, rasa cinta duniawi, dan kepentingan pribadi demi kebaikan yang lebih besar dan keridhaan Allah SWT.

Kerelaan nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya yaitu Nabi Ismail, menjadi sebuah peristiwa besar dan agung yang tentunya mengandung banyak hikmah serta pelajaran berharga bagi seluruh umat manusia untuk dipahami dan diteladani. Beberapa hikmah Idul Adha diantaranya:

1.  Upaya Mendekatkan Diri Kepada Allah Subhanahu Wata’ala

Perayaan Idul Adha menjadi momen penting bagi umat Islam untuk meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT. Melalui ibadah shalat dan penyembelihan hewan kurban, mereka mengekspresikan bentuk ketaatan serta rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan. Perayaan ini juga memperkuat ikatan spiritual dengan Sang Khalik, sekaligus mengingatkan bahwa dunia hanyalah persinggahan sementara, sementara tujuan sejati adalah kehidupan abadi di akhirat. Di tengah kesibukan dunia modern, Idul Adha mengajak setiap muslim untuk kembali merefleksikan nilai-nilai keimanan dan pengorbanan yang hakiki.

2.  Mengajarkan Tentang Pengorbanan dan Keikhlasan

Idul Adha mengandung pelajaran mendalam tentang arti pengorbanan dan ketulusan hati. Nabi Ibrahim AS menjadi teladan, ketika ia rela dan ikhlas menerima perintah Allah untuk mengorbankan putranya. Dari peristiwa ini, kita diajak untuk menempatkan kepentingan bersama di atas keinginan pribadi. Sikap ikhlas dalam berkorban diyakini akan menghadirkan keberkahan serta kebahagiaan dalam kehidupan kita. Lebih dari itu, peristiwa ini mengajarkan kita untuk mengendalikan kecintaan pada harta dan melepaskan sifat egois. Dengan berbagi, kita belajar untuk mementingkan orang lain. Melalui kurban, kita dilatih untuk mengendalikan hawa nafsu dan sifat serakah, serta menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.  

Kesimpulannya, Idul Adha adalah momen berharga bagi umat Islam untuk memperkuat iman, meneladani sikap ikhlas dan berkorban, serta berbagi dengan sesama. Perayaan ini menjadi pengingat untuk terus memperbaiki diri dan memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. Demikianlah penjelasan singkat mengenai hikmah Idul Adha, semoga artikel ini dapat membantu kita memahami makna Idul Adha sebenarnya.

Referensi:

  • Robie Fanreza, dkk. (2024) Pesan-Pesan Kesalihan Hari Raya Idul Adha. umsu press.
  • Idul Adha dan 5 Hikmah Agung Syariat Qurban – mui.or.id
  • Sejarah Idul Adha dan Hikmah Di Balik Kurban – gramedia.com
  • Hikmah Idul Adha, Simak Pula Makna dan Sejarahnya – Liputan6.com
  • 5 Hikmah Qurban Idul Adha yang Sarat Makna! – griyazakat.id

Penulis: Siti Nurul Azizah

Scroll to Top