Selamat Datang Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Gunung Djati Bandung!

INTERNATIONAL DISCUSSION “PAN-MALAYSIAN ISLAMIC PARTY: HISTORY, MALAY AND POLITICALSTRUGGLE”

Bandung (26/9/2025) – Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyelenggarakan International Discussion bertajuk “Pan-Malaysian Islamic Party: History, Malay, and Political Struggle”. Kegiatan ini berlangsung di Aula FISIP UIN Bandung dan juga melalui platform Zoom Meeting, hasil kolaborasi dengan Universiti Utara Malaysia (UUM) dan Universitas Sumatera Utara (USU).

Diskusi yang dihadiri dosen, mahasiswa, dan peneliti dari Indonesia maupun Malaysia ini bertujuan memperdalam kajian tentang Partai Islam Se-Malaysia (PAS) sebagai partai Islam tertua di Malaysia serta dinamika politik yang melingkupinya.

Forum Akademik Lintas Negara

Acara dibuka dengan khidmat melalui pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dalam laporannya, Ketua Prodi Ilmu Politik UIN Bandung, Dr. Hasan Mustapa, S.Fil.I., M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini penting untuk memperkuat jejaring akademik lintas negara. Sementara itu, Dekan FISIP UIN Bandung, Prof. H. Ahmad Ali Nurdin, Ph.D., menegaskan perlunya forum internasional sebagai ruang pertukaran gagasan mengenai politik Islam di Asia Tenggara yang penuh dinamika.

Diskusi panel dimoderatori oleh Impiani, S.Hum., M.Si., dengan menghadirkan sejumlah akademisi terkemuka:

  1. Dr. Warjio (USU) menyoroti dinamika politik di Kedah sebagai miniatur politik Malaysia. Ia menekankan pentingnya strategi koalisi bagi keberlangsungan PAS, meskipun kerap menghadapi konflik internal antara ulama dan profesional.
  2. Dr. Kamarul Haji Yusoff (UUM) memaparkan perjalanan PAS dari kemenangan besar 2008, kekalahan 2013, hingga kebangkitan melalui Perikatan Nasional pada 2020–2022. Ia juga menyoroti tantangan PAS dalam meraih dukungan non-Muslim dan pentingnya pengelolaan citra digital untuk menarik generasi muda.
  3. Dr. Kamarul Haji Yusoff (UUM) memaparkan perjalanan PAS dari kemenangan besar tahun 2008, kekalahan 2013, hingga bangkit kembali lewat Perikatan Nasional pada 2020–2022. Ia menyoroti tantangan PAS dalam meraih dukungan non-Muslim serta pentingnya membangun citra digital untuk menarik pemilih muda.
  4. Dr. Asep Sahid Gatara (UIN Bandung) menjelaskan bahwa PAS berhasil bertahan dengan mengombinasikan kepemimpinan ulama dan teknokrat. Namun, tantangan seperti keterbatasan fiskal, fluktuasi dukungan pemilih muda, dan fragmentasi internal mengharuskan PAS membangun political branding yang lebih modern dan inklusif.

Pada sesi tanya jawab berlangsung dinamis dengan pertanyaan seputar relasi PAS dengan komunitas non-Muslim, peluang penerapan pengalaman PAS dalam konteks politik Indonesia, hingga peran media sosial bagi elektabilitas partai Islam. Para narasumber sepakat bahwa meski konteks Indonesia berbeda, ada banyak pelajaran dari PAS, terutama terkait strategi bertahan dalam politik demokratis yang kompleks.

Menutup acara, moderator merangkum bahwa PAS merupakan contoh ketangguhan partai politik dalam menghadapi naik-turun kekuasaan. Strategi koalisi, keterlibatan pemilih muda, dan pengelolaan citra digital menjadi faktor kunci keberlangsungan partai tersebut.

Acara kemudian ditutup dengan doa bersama dan sesi foto sebagai simbol persahabatan akademik lintas negara. Panitia berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut dengan tema-tema politik Islam lainnya di kawasan Asia Tenggara.

Penulis: Dr. Hasan Mustapa, S.Fil.I., M.Si.
Editor: Tiara Diasalsabilla

Scroll to Top